Tips Sabar Menghadapi Ananda

Ada banyak teman maupun tetangga yang tanya : mbak kok bisa sih sabar banget sama anak? Tidak pernah marah, tidak pernah bentak, tidak pernah mukul. Bagaimana caranya?

Pun begitu juga kata suami. Bersyukur punya istri kamu karena sabar sama anak2 😊
tidak pernah marah, tidak pernah bentak, tidak pernah mukul bukan berarti tidak ada tantangan seperti yg ditemui kebanyakan orang tua. Sama saja dengan yang lain, namanya anak-anak ada saja yg dilakukan dan kadang bikin hati maupun kepala ikut cekot2.
Tapi kalau diingat2 ini yang coba saya lakukan manakala buah hati menguji kesabaran kita.

1⃣Mencoba terus mengingatkan diri sendiri klo anak itu titipan Allah.
Jadi mau “senakal” apapun, jangan sampe dibentak, jangan sampe dipukul. Bagaimana kita mau bertanggung jawab sama yg punya nanti? Kata nakal sengaja dikasih tanda petik, karena saya sepakat, sebenarnya tidak ada anak yang nakal. Sama seperti sebenarnya tidak ada murid yang bodoh, yg ada hanya guru yg belum tepat mengajarnya.

2⃣Ingat bahwa rasulullah memperbolehkan anak dipukul nanti pas umur 10 tahun.
Itupun karena alasan sholat, tidak keras dan harus memenuhi syarat bahwa penanaman tentang sholat sudah dianggap tuntas.

Hikmahnya apa?

Pertama: tidak boleh mukul anak dibawah 10. Apalagi kalau mukul bukan karena alasan sholat. Entah karena piring pecah, entah karena beret mobil, apalagi cuma karena pipis di celana. 

Kedua: boleh mukul asal bekal tentang sholat sdh kita berikan. Bukankah Rasulullah meminta agar anak diajarkan sholat sejak umur 7thn dan baru boleh dipukul (dg tidak keras) pada usia 10 thn? Anggap aja kita mengajak anak sholat 5 waktu selama 3 thn, artinya ada 5 x 3 tahun x 360 hari = 5400x reminder.

Jadi jangan nyerah dan mengaku capek kalau belum mengingatkan anak sholat sampai 5400 kali.
3⃣Terus me-reminder diri kalau anak dibentak atau dipukul milyaran sinaps di otak bisa putus.
Susah2 kita bangun itu sinaps dan pengen anak pinter, jangan sampe putus karena emosi sesaat kita. Jadi kalau anak susah mudeng, jangan2 memang karena banyak sinaps yg putus akibat bentakan atau pukulan kita. Ini peringatan buat kita.
4⃣Segera ambil waktu untuk break, kalau kita tidak bisa kendalikan emosi.
Segera menjauh dari anak setelah memastikan mereka aman. Segera duduk dengan posisi kaki menggantung sambil tarik nafas dan istighfar.

Duduk dengan posisi kaki menggantung membuat kortisol/hormon stres kembali ke tempatnya. Tarik nafas bikin sirkuit diotak berubah. Istighfar melatih sistim limbik di bagian emosi dan bagian otak yg namanya god spot. Saya dapat cerita, dulu nenek saya itu sangat sabar meski punya 9 anak dengan jarak berdekatan meski tanpa asisten. Kalau beliau marah, yg dilakukan adalah pergi ke rumah tetangga. Mengungsi sejenak agar tidak sampai membentak dan memukul putra putrinya. Masya Allah, segitunya. Banyak hal yg kami bisa belajar dari beliau
5⃣Latihan untuk kedepan biar tidak gampang emosi. 
Yg namanya latihan tentu tidak bisa sekali dua kali. Biar jd habbit. Biar jadi karakter. 

Latihannya gmn? ambil kertas dan pulpen, bikin 3 kolom.
Kolom a = rangsangan

Ditulis, pas kondisi apa emosi kita gampang tersulut.

Misal anak tidak nurut, anak tidak beresin mainan, ngompol. Ditulis aja ke bawah. Sementara max 5 kejadian aja.
Kolom b = respon

Tulis respon kita. Pas anak tidak nurut, respon kita apa. Ditulis jujur di baris yg sama dengan yg di kolom a. Pas anak ngompol, respon kita gmn. Ditulis disampingnya.
Kolom c = respon seharusnya

Nah disini respon ideal bagaimana. Bisa hasil baca buku, diskusi dengan kawan, dsb.

Misal anak tidak nurut harusnya kita seperti apa. Saat anak ngompol mestinya kita bagaimana. Tulis juga sebaris dengan kolom a dan b.
Kalau sudah, buat tanda silang besar pakai spidol merah di kolom b. Ni kertas tempel di tempat yg mudah kita lihat. Baca pagi dan sore kolom a dan kolom c.

Kalau anak ngompol, harusnya di kolom c bla bla. Dst.
Lakukan terus. Ulangi terus sampai 3 bulan kalau perlu. ini buat melatih bagian otak yg namanya ganglia basalis.
6⃣Kenali sebab emosi kita mudah terpancing.
Kebanyakan buat para ibu, bisa jadi karena kita terlalu lelah, terlalu capek. Yg lelah fisik, tp emosi juga bisa ikut. Maka bisa dibicarakan dengan pasangan untuk menemukan solusi terbaiknya. Entah berbagi tugas. Entah delegasi tugas. Atau pilihan lain. silahkan dikomunikasikan bersama pasangan. Intinya adalah kenali stimulannya dan minimalisir.
7⃣Lakukan “me time”, untuk mengembalikan keseimbangan PFC dan Amigdala.
Kebanyakan Ibu-ibu identik dengan aktifitas yang rutin dan monoton yang berulang sepanjang hari sepanjang tahun tanpa libu, tanpa cuti. Di Neuroparenting hal tersebut membuat pfe frontal cortex jadi stagnan, efeknya amigdala jadi dominan. Tingginya si amigdala ini yang menyebabkan kita gampang esmosi. Maka solusinya adalah break sejenak, me time bisa jd solusinya. Dengan cara apa saja yang kita suka. Menikmati waktu seorang diri tanpa interupsi si kecil. Intinya aktivitas ini untuk mengembalikan keseimbangan PFC dan Amigdala.
8⃣Berdo’a

Berharap agar kita diberi kesanggupan dengan amanah yg tidak ringan ini. kalau perlu sehabis sholat malam bisa ditambah sholat hajat 2 rakaat. Khusus berharap agar kita bisa jadi orang tua yang lebih baik dari sebelumnya dan tidak mengasuh buah hati kecuali dengan bimbingan serta petunjukNya. Sekaligus memohon ampun untuk smua salah khilaf saat mengemban amanah ini.

Kenapa sholat hajat, karena ini hajat yg tidak ringan. Ini misi yang tidak sederhana. Maka butuh back up Allah dalam mengembannya.
Demikian 8 tips sabar dalam menghadapi anak, mudah-mudahan manjur juga buat Anda 😊
sumber: bundaeuis.wordpress.com

Repost by: @2bWOW

🌷🌻🌹🌷🌻🌹🌷🌻🌹🌷🌻🌹
🌸✍Keep learning, karena menikah tak sekedar tentang cinta 😉🌸

Leave a comment